Ancaman bidang ekonomi di suatu Negara pasti selalu ada. Sebab setiap kondisi stabilitas Negara selalu berubah yang dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Jika tidak disikapi dengan tepat ancaman ini bisa membahayakan kesejahteraan masyarakat.
Perekonomian dalam negeri memiliki ancaman yang beragam mulai jangka pendek hingga jangka panjang. Di bawah ini 5 hal yang cukup mengancam stabilitas perekonomian di Indonesia serta alternatif solusi yang sudah diupayakan oleh pemerintah.
5 Ancaman Bidang Ekonomi di Indonesia
Beberapa permasalahan dalam hal ekonomi mungkin Anda rasakan meski tidak terlalu berdampak pada kehidupan sehari-hari. Namun secara nasional permasalahan tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, berikut diantaranya.
1. Masalah Inflasi
Ancaman bidang ekonomi yang pertama adalah inflasi. Permasalahan ini sebetulnya tidak hanya dirasakan oleh Indonesia saja tetapi juga Negara-negara berkembang di dunia pada umumnya. Kenaikan harga berbagai barang kebutuhan cenderung terjadi tiap tahun. Hal ini disebabkan oleh kenaikan permintaan dan penawaran, ketidakseimbangan perilaku permintaan dan penawaran atau karena permintaan terhadap barang serta jasa bertambah.
Pemerintah melakukan berbagai stimulus ekonomi untuk mengatasinya. Diantaranya penerapan devaluasi, kebijakan moneter, pengawasan aktifitas ekonomi, mengatur rantai distribusi, menekan tingkat upah, serta meningkatkan produksi dalam negeri.
2. Meningkatnya Angka Pengangguran
Ancaman bidang ekonomi selanjutnya adalah meningkatnya jumlah pengangguran setiap tahun. Banyaknya lulusan pendidikan berbagai tingkat tidak terserap maksimal ke lapangan kerja. Hal ini terjadi karena kompetensi yang tidak sesuai standar perusahaan, semakin minimnya ketersediaan lapangan kerja dan juga PHK.
Bukan hanya menambah angka kemiskinan tetapi munculnya pengangguran baru cukup mengancam stabilitas Negara. Untuk mengatasi dampak buruk dari semakin meningkatnya jumlah pengangguran pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya yaitu upaya seperti di bawah ini:
- Menjamin mutu pendidikan, memberikan pelatihan dan keterampilan.
- Menciptakan dan memperluas lapangan kerja.
- Program transmigrasi.
- Mendukung bisnis informal dengan kemudahan pinjaman modal usaha.
- Mempermudah pengurusan perizinan usaha.
3. Infrastruktur Tidak Merata
Infrastruktur yang tidak memadai serta pemerataannya belum optimal juga dapat menjadi salah satu ancaman bidang ekonomi. Saat ini pembangunan infrastruktur masih terfokus di daerah perkotaan. Sementara di daerah masyarakat belum merasakan pemerataan pembangunan. Sebagai contoh, jalan dan jembatan, pusat perbelanjaan, transportasi umum serta akses internet, belum menjangkau daerah-daerah pinggir kota.
Kondisi infrastruktur yang tidak merata ini akan mempersulit stabilitas perekonomian. Maka dari itu diperlukan pembangunan menyeluruh dan seimbang di setiap kota. Hal ini sebetulnya sudah jadi target tiap daerah dengan pendanaan dari APBD masing-masing.
Setiap daerah memiliki kebutuhan berbeda maka fokus pembangunannya juga berbeda. Ada yang lebih memaksimalkan fasilitas jalan raya, jalan tol dan jembatan untuk memudahkan distribusi barang. Ada juga daerah yang fokus membangun serta memperbaiki sarana dan prasarana bisnis seperti pasar, mall, sentra niaga, sentra kuliner dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan roda perekonomian dari lini paling bawah dapat berjalan.
4. Ketergantungan Barang Impor
Bergantung pada barang impor jadi ancaman bidang ekonomi. Tren konsumen menyukai barang-barang impor karena harganya murah, unik, tidak ditemukan di pasar dalam negeri. Ada juga barang impor yang sebetulnya tiruan tetapi tetap diminati sebab konsumen membeli barang sebagai gengsi, bukan mengutamakan fungsi. Bahkan ketergantungan bukan hanya pada barang sekunder, kebutuhan primer juga masih mengandalkan impor.
Contohnya Indonesia masih menjadi Negara pengimpor bahan kebutuhan pokok seperti beras, kedelai, jagung, kopi dan banyak lagi. Padahal di negeri sendiri bisa memproduksi, namun berbagai pertimbangan menyebabkan pemerintah tetap melakukan impor. Padahal kehadiran barang impor dalam jumlah banyak akan mengganggu stok dalam negeri.
Banyak produk buatan anak negeri atau komoditas lokal akhirnya tidak terserap pasar. Akibatnya para produsen merugi karena tidak mampu bersaing harga. Solusi paling efektif yang perlu dilakukan dan sudah mulai diterapkan adalah memaksimalkan produksi dalam negeri. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga bisa memenuhi permintaan pasar baik jumlah maupun mutunya.
5. Utang Luar Negeri
Ancaman bidang ekonomi yang sangat sulit dihindari adalah hutang luar negeri. Pembangunan infrastruktur serta berbagai proyek besar di Indonesia masih bergantung pada pendanaan dari luar negeri. Salah satu contohnya adalah kereta cepat Woosh Jakarta – Bandung. Hutang luar negeri tentu membebani APBN. Terlebih Indonesia merupakan Negara dengan pendapatan kecil, tentu jadi catatan tersendiri untuk bisa melunasi hutang tersebut.
Hutang luar negeri akan menghambatan pembangunan karena keterbatasan dana. Kemudian juga menghambat pertumbuhan karena pembatasan investasi produktif, sehingga menyebabkan penyusutan kapasitas pembayaran utang ekonomi. Upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya dengan mengoptimalisasi pembiayaan non-utang, dan pengendalian pembiayaan investasi.
Kemudian juga memprioritaskan sumber domestic serta mengoptimalisasi sumber pembiayaan alternatif dan berkelanjutan. Menanggapi setiap kondisi yang berpotensi mengancam stabilitas perekonomian bukan hanya tanggung jawab pemerintah secara mutlak. Masyarakat juga harus mampu berdikari sehingga bisa tetap survive di tengah ancaman bidang ekonomi.