Peluncuran rudal di Taiwan ditandai dengan Militer yang menembakkan alat tersebut sebanyak 3 kali di pangkalan Jiufeng. Peluncuran tersebut sebenarnya dilakukan di depan awak media pada saat kunjungan ke pangkalan militer.
Rudal yang saat ini telah diluncurkan itu dua jenis rudal terbaik, yaitu Patriot buatan Amerika Serikat (AS) dan Sky Bow III buatan Taiwan. Peluncuran ini sebenarnya juga dilakukan dari beberapa kapal perang di lepas pantai dengan menembakkan rudal RIM-66 Standard.
Fakta Peluncuran Rudal di Taiwan
Kementerian Pertahanan, Sun Li-fang sendiri juga telah mengungkapkan bahwa seluruh rudal yang ditembakkan itu telah mengenai sasaran dengan mulus. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam dua hal.
Pertama, adanya pelatihan prajurit yang sangat solid. Sementara itu, yang kedua sudah ada pula sistem persenjataan untuk bisa diverifikasi selama proses penembakan rudal langsung tersebut.
1. Rudal Taiwan Mampu Menjangkau Pedalaman China
Li Fang telah mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sudah berhasil mencapai tujuan dari peluncuran rudal di Taiwan tersebut. Bagi dirinya, peluncuran yang telah mengenai target dengan baik karena adanya bukti keakuratan rudal Taiwan.
Peluncuran ini sendiri diketahui memang termasuk ke dalam bagian penting dari adanya strategi pertahanan Taiwan. Bahkan, Rudal taiwan ini juga sebenarnya dipasok langsung oleh AS dan berhasil dikembangkan di dalam negeri.
Laporan media lokal juga saat ini telah berhasil menyebutkan bahwa peluncuran militer saat ini akan menguji coba rudal versi Hsiung Feng II-E atau Brave Wind II-E. Hsiung Feng II-E sendiri tergolong sebagai sistem rudal yang telah menjelajah serang darat dari permukaan ke permukaan.
Versi satu ini juga telah diperluas dan dilaporkan mempunyai jangkauan cukup luas sekitar 1.200 kilometer. Jarak tersebut tentunya akan langsung menjangkau wilayah pedalaman China.
2. Peluncuran untuk Efek Pencegahan
Peluncuran rudal di Taiwan yang terbaru ini merupakan serangkaian aksi untuk memberikan efek pencegahan terhadap China. Terakhir kali latihan tembak peluru presisi yang terbuka telah diadakan di Jepang pada 2012.
Lapangan latihan di Pangkalan Jiufeng telah digunakan selama beberapa dekade oleh militer dan unit pengembangan senjata utamanya, yaitu Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan (NCSIST). Tetapi, militer ini sebenarnya jarang mengumumkan latihan peluncuran peluru kendali tersebut kepada publik.
3. Konflik Semakin Bereskalasi
Taiwan sendiri juga sebenarnya sudah sejak lama ingin sekali menolak klaim sepihak China atas wilayahnya. Bahkan, juga sudah mengeluhkan aksi latihan militer yang saat ini semakin marak belakangan ini di wilayah Taiwan. Kini, China juga selalu mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya hanya dengan mengedepankan prinsip Satu China.
Dimana telah berargumen bahwa Taiwan ini menjadi bagian integral dari China yang telah terpisah akibat adanya perjanjian internasional. Hal tersebut sering dianggap tidak sah. Sebab, telah menyatakan bahwa reunifikasi menjadi suatu keharusan.
4. Pengembangan Rudal Taiwan
Pangkalan Jiufeng ini sebenarnya tidak hanya lokasi latihan militer dan peluncuran rudal di Taiwan. Melainkan juga menjadi tempat di mana Institut Nasional Chung-Shan untuk Sains dan Teknologi.
Ini juga termasuk ke dalam sebuah lembaga pemerintah, dengan mengembangkan serta menguji coba peluru kendali baru. Salah satu inovasi yang paling terbaru dan langsung diuji di sini yaitu versi jarak jauh dari rudal Hsiung Feng.
Hal tersebut tentunya telah dirancang untuk bisa langsung mencapai target jauh di dalam wilayah Tiongkok. Peluncuran rudal di Taiwan ini juga nantinya akan menjadi salah satu bagian dari upaya terbaik Taiwan. Terutama, untuk bisa saling memperkuat kemampuan serangan balasannya.
Rudal Hsiung Feng yang terbaru juga diketahui telah memiliki jangkauan yang lebih jauh tinggi. Bahkan, untuk akurasinya juga cukup tinggi. Hal tersebut tentu akan memungkinkan Taiwan untuk bisa langsung menargetkan infrastruktur militer lawan dengan lebih efektif.
Peluncuran rudal di Taiwan sendiri saat ini sebenarnya telah menjadi pilar utama dalam strategi pertahanan Taiwan. Baik itu, rudal buatan Amerika Serikat maupun yang telah dikembangkan secara domestik, semuanya akan memainkan peran krusial.
Terutama, dalam hal untuk bisa memastikan bahwa Taiwan saat ini sudah mempunyai kemampuan pertahanan udara yang andal.
Taiwan juga sebenarnya berhasil memperkuat kerjasamanya dengan Amerika Serikat. Terutama, di dalam bidang pertahanan, hal ini termasuk pembelian sistem peluncuran rudal di Taiwan yang canggih.
Misalnya saja seperti Patriot, yang saat ini telah terbukti cukup efektif dalam menghadapi berbagai macam ancaman udara. Secara tegas, memang Taiwan saat ini sudah menolak klaim teritorial Tiongkok.
Sebab, memang masih menganggap pulau tersebut sebagai salah satu bagian dari wilayahnya. Pemerintah Taiwan ini juga telah menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak untuk menentukan masa depan.
Hanya dengan memperkuat sistem pertahanan, tentunya Taiwan bisa langsung mengirimkan pesan kuat kepada Tiongkok bahwa siap. mempertahankan kedaulatan. Bahkan juga kebebasan dari segala bentuk ancaman meskipun peluncuran rudal di Taiwan.