Sejarah Kekaisaran Mali yang Merupakan Kerajaan Islam Kaya

Sejarah Kekaisaran Mali yang Merupakan Kerajaan Islam Kaya

Masih banyak yang tidak tahu bagaimana sejarah kekaisaran Mali. Kekaisaran Mali terkenal pada zaman dahulu, tepatnya pada abad 13 hingga 17 sebagai salah satu Kerajaan islam. Tapi kekaisaran ini lebih dikenal karena merupakan Kerajaan islam yang kaya pada saat itu.

Kekaisaran Mali sebagai Kerajaan islam yang sangat kaya tentu memiliki serangkaian cerita yang harus diketahui orang orang – orang pada masa kini agar dapat dijadikan pelajaran. Kerajaan islam ini dipimpin oleh beberapa raja dari masa ke masa dengan berbagai kisah.

Sejarah Kekaisaran Mali Awal Sampai Akhir

Masih banyak yang tidak tahu bagaimana sejarah kekaisaran Mali. Kekaisaran Mali terkenal pada zaman dahulu, tepatnya pada abad 13 hingga 17.

Terdapat kisah sejarah Kerajaan islam Mali dari awal dibentuk sampai runtuh di tangan raja terakhir. Kisah Kerajaan islam ini meliputi awal pembentukan, kudeta hingga hancurnya kekaisaran Mali. Berikut berbagai kisah sejarahnya dari setiap masa kepemimpinan raja.

1. Sundiata Keita

Sundiata Keita merupakan salah satu nama yang sangat dikenal di sejarah kekaisaran Mali. Bagaimana tidak, Sundiata Keita adalah orang yang membangun Kerajaan tersebut pertama kali dan tentunya menjadi raja pertama. Sundiata Keita memiliki nama lain yaitu Mari Djata 1.

Sundiata Keita sangat dikenal pada masanya dengan julukan singa lapar. Hal ini karena Maru Djata 1 sebelumnya merupakan panglima perang yang sangat kuat dan Tangguh. Pada masa pembentukan kekaisaran Mali, Sundiata Keita dibantu rekannya untuk membuat sistem.

Sundiata Keita membuat Kerajaan dengan menyatukan daerah lain di sekitarnya. Baik dengan cara melakukan pemberontakan, perlawanan atau cara damai. Sundiata Keita pada masanya berhasil membentuk Kerajaan dan lembaga legislatif meskipun belum terlalu besar.

2. Mansa Musa

Mansa Musa adalah raja yang memegang kekaisaran Mali di masa selanjutnya. Dalam sejarah kekaisaran Mali, Mansa Musa sangat dikenal karena ada banyak kejadian buruk terjadi pada masa itu. Sebagian besar disebabkan oleh kerakusan Mansa Musa itu sendiri.

Mansa Musa lebih suka menghamburkan uang untuk berfoya – foya. Uang dihabiskan untuk membeli banyak budak, membeli pakaian dan membeli gadis hiburan. Mansa Musa terus menghamburkan uang hingga pada saat itu tidak memiliki uang lagi dan harus meminjam.

Mansa Musa menyebabkan nilai mata uang di kerajaannya sendiri menurun pada masa itu. Tentunya kemerosotan di bidang ekonomi tersebut berdampak pada rakyatnya. Padahal sebelum itu, Kerajaan islam ini sangat terkenal dengan kekayaannya yang melimpah.

3. Mansa Maghan 1

Setelah Mansa Musa meninggal, kepemimpinan diambil alih oleh anaknya yaitu Mansa Maghan 1. Sayang sekali Mansa Maghan juga mewarisi kebiasaan foya – foya ayahnya. Mansa Maghan 1 juga menghamburkan uang yang dimiliki untuk memuaskan nafsunya sendiri.

Mansa Maghan 1 kemudian dikenal sebagai raja yang sangat boros. Bahkan lebih buruk lagi karena Mansa Maghan 1 merupakan raja lemah, sehingga sistem politik menjadi carut marut pada masanya. Dalam sejarah kekaisaran Mali, Mansa Maghan 1 terkenal seperti ayahnya.

Mansa Maghan tidak menjalankan pemerintahannya sampai akhir hayat. Hal ini karena kekuasaan Kerajaan pada saat itu diambil alih oleh adiknya sendiri yang melakukan kudeta. Adik Mansa Maghan 1 yang melakukan kudeta tersebut adalah Mansa Souleyman.

4. Mansa Souleyman

Mansa Souleyman melakukan kudeta pada kakaknya sendiri dan berhasil. Mansa Souleyman melakukan kudeta dan ingin memimpin dengan tujuan baik. Mansa Souleyman berusaha memperbaiki sistem keuangan, politik dan masalah internal lainnya di kekaisaran Mali.

Namun sayang sekali pada masa ini, kekaisaran Mali sudah tidak dapat ditolong lagi. Pertama kalinya dalam sejarah kekaisaran Mali, perbaikan terhadap sistem Kerajaan sudah tidak bisa membuahkan hasil. Bahkan meskipun Mansa Souleyman sudah berusaha keras.

Pada masa pemerintahan Mansa Souleyman, sudah banyak Kerajaan lain mengetahui kebutuhan kekaisaran ini, sehingga banyak yang melakukan serangan militer. Hal ini membuat Mansa Souleyman kewalahan dan tidak mampu membangkitkan kerajaannya.

5.      Mansa Mahmud IV

Setelah masa pemerintahan Mansa Souleyman, Kerajaan dipegang oleh Mansa Mahmud IV yang merupakan bagian dari keluarga Kerajaan. Pada masa pemerintahan Mansa Mahmud IV, Kerajaan islam ini sudah hampir runtuh, karena tidak dapat diselamatkan lagi.

Banyak negara atau Kerajaan tetangga yang memanfaatkan Mansa Mahmud IV untuk memperluas wilayahnya sendiri. Dalam sejarah kekaisaran Mali, disebutkan Mansa Mahmud IV akhirnya terus terbujuk oleh negara tetangga sehingga memberikan wilayahnya.

Pada akhir masa pemerintahan Mansa Mahmud IV, wilayah kekaisaran Mali sudah tinggal sedikit. Dengan keadaan seperti itu, Mansa Mahmud IV kemudian membagi wilayah tersebut kepada 3 putranya.

6. Para Putra Mansa Mahmud IV

3 putra Mansa Mahmud IV adalah raja – raja terakhir di setiap wilayah Mali. Tetapi putra Mansa Mahmu IV tidak menjaga wilayahnya dengan baik, justru berperang dengan negara tetangga yang lebih besar. Bahkan saling berperang antar saudara sehingga Mali runtuh.

Setelah memahami bagaimana kisahnya, tentu dapat diambil pelajaran bahwa dalam memerintah suatu negara sebaiknya diterapkan sistem yang baik dan jangan berfoya – foya. Ada banyak hikmah lainnya yang dapat dipetik dari kisah sejarah kekaisaran Mali tersebut.